Minggu, 16 Agustus 2015

TATAPAN

dalam kesamaran seseorang terus
menatap tembus
ke ruang benak
manusia lemah dan tak berotak
Ini

tatapan itu terus menghakimi
merendahkan dari kejauhan ruang
dalam gedung kaca, berdiri
seakan kenal pria tak berpeluang
Ini

seiring pundak membelakangi
tatap itu tetap membuntuti
dari balik bayang
yang tak terjamah matahari
menatap sinis kearah anak tersayang
ini

menjauh berlari pelan meraih
perlindungan di bawah atap pribadi
tubuh letih berjerih
peluh membanjiri diri
ini

di balik peluh ku bercermin,
mengingat kembali kejadian itu
dan aku sepenuhnya yakin
aku kenal tatapan itu




2 komentar: